Alat Alat Peracikan Sediaan Farmasi

Dalam proses peracikan obat atau sediaan farmasi tentu saja membutuhkan berbagai alat dengan fungsi yang berbeda beda. Umumnya alat alat yang biasa digunakan diklasifikasikan kedalam 2 bagian. Yang mana seperti bahan obat padat dan setengah padat perlu dilakukan  penimbangan massa dengan timbangan. Berbeda lagi dengan bahan obat cair perlu dilakukan  pengukuran volume dengan alat ukur. Nah, akan tetapi selain dua jenis alat di atas, juga dibutuhkan pula alat  peracikan pendukung, seperti batang pengaduk, sendok, spatel, sudip, dll.

Apa saja sih alat alat yyang digunakan ??, yukk kita kenalan…..

A. Alat penimbangan

timbangan obat

Keterangan :
1. Papan landasan timbangan
2. Tombol pengatur tegak berdirinya timbangan
3. Anting penunjuk tegaknya timbangan (waterpas)
4. Jarum timbangan
5. Skala
6. Tuas penyagga timbangan
7. Pisau tengah/pisau pusat
8. Pisau tangan
9. Tangan timbangan
10. Tombol/mur pengatur keseimbangan
11. Piring timbangan


Nah, menurut farmakope Indonesia edisi III terdapat tiga jenis timbangan obat, yaitu
1. Timbangan kasar
beban 250 gr – 1000 gr, kepekaan 200mg
2. Timbangan gram halus
Beban 100 gr -200 gr, kepekaan 50 mg
3. Timbangan milligram
Beban 10 gram – 50 gr, kepekaan 5 mg.
Yang mana daya beban merupakan bobot maksimum yang boleh ditimbang. Sedangan Kepekaan ialah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu pinggan timbangan, setelah kedua sisinya diberi muatan maksimum menyebabkan jarum timbangan bergoyang tidak kurang dari 2mm tiap dm panjang jarum.

Adapun cara penimbangan ialah 
1) Diperiksa apakah semua komponen timbangan/neraca sudah lengkap dan sesuai pada tempatnya dengn mencocokkan nomor-nomor yang terdapat pada komponen tersebut
2) Periksa kedudukan timbangan sejajar atau rata, dapat dilihat dari posisi jarum anting dengan alas anting harus tepat. Jika belum tepat, atur tombol pengatur tegaknya timbangan
3) Periksa apakah posisi pisau sudah tepat pada tempatnya. Jika sudah, tuas penyangga diputar hingga timbangan terangkat dan akan kelihatan apakah piringnya seimbang atau berat sebelah. Jika tidak seimbang kita dapat memutar mur kiri atau kanan sesuai dengan keseimbangannya hingga neraca seimbang
4) Letakkan kertas perkamen di atas kedua piring timbangan, kemudian lihat apakah neraca seimbang atau berat sebelah. Jika belum seimbang, lakukan dengan penambahan sedikit kertas pada salah satu piring timbangan hingga neraca menjadi seimbang. Selanjutnya, penimbangan bahan-bahan atau obat dapat dimulai

Adapun cara penimbangan bahan-bahan atau obat berdasarkan jenis bahannya ialah :
a) Bahan padat (serbuk, lilin): ditimbang di atas kertas perkamen
b) Bahan setengah padat (vaselin, adeps lanae) : ditimbang diatas kertas perkamen atau cawan penguap 
c) Bahan cair : ditimbang di atas kaca arloji, cawan penguap, atau langsung dalam botol atau wadah 
d) Bahan cair kental : Extr.Belladone, Extr.Hyosiami :ditimbang di atas kertas perkamen
e) Bahan oksidator (KMnO4, Iodin, Argenti nitras), ditimbang pada gelas timbang atau gelas arlojie. 
f) Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengeceran


B. Alat pengukuran

Terdapat dua jenis alat yang digunakan untuk mengukur bahan cair, yaitu gelas ukur dan pipet tetes. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. 
a. Gelas ukur, merupakan alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianyang tinggi. Berdasarkan bentuknya, gelas ukur dibedakan menjadi gelasukur conical dan gelas ukur cylindrical.
1) Gelas ukur conical : memiliki bentuk mengerucut, lebih banyak digunakan dalam praktik karena cairan lebih mudah dituangkan dan sisa cairan lebih mudah dibilas. Selain itu, alat lebih mudah dibersihkan dan dikeringkan.
gelas conical
2) Gelas ukur cylindrical : Memiliki bentuk tabung lurus,memiliki keunggulan yaitu ketepatan pembacaan meniskus yang lebih baik dibandingkan tipe conical.

gelas cylindrical



b. Pipet tetes, Apabila yang diperlukan dalam peracikan ialah  bahan cair dalam jumlah kecil, maka alat ukur yang digunakan ialah pipet tetes. Pipet tetes yang digunakan merupakan pipet tetes terkalibrasi yang memiliki skala  pada badannya, bukan pipet tetes yang sering digunakan dalam laboratorium kimia biasa.

pipet tetes




C. Alat penunjang peracikan

1) Batang pengaduk, berfungsi untuk mengaduk zat yang cair,terbuat dari kaca panjang. Jadi mudah untuk mengaduk.

batang pengaduk

2) Cawan porselin, berfungsi untuk menimbang sediaan cair, bisa juga untuk meleburkan bahan setengah padat untuk sediaan salep

3) Erlenmayer, berfungsi untuk mencampurkan sediaan yang mudah menguap. karena mulut erlenmayer lebih kecil dari pada beakerglass Jadi caranya di goyangkan,tangan kita pegangnya lehernya. ukurannya ada yang kecil dan besar tergantung sediaan yang akan kita timbang.

4) Mortir dan stemper, berfungsi untuk menumbuk atau menghaluskan bahan obat, bisa juga untuk mencampur, tetapi untuk bahan yang padat. Seperti, puyer atau tablet.bagian pegangan atau untuk menggerus dinamakan stampher,dan Tempat untuk menumbuk dinamakan mortir

mortir dan stemper
5) Gelas beker, berfungsi untuk tempat melarutkan bahan yang cara pelarutannya dengan diaduk

gelas beker

6) Sendok spatel, digunakan untuk mengambil bahan padat/semi padat dari botol.

sendok spatel


7) Gelas arloji, digunakan untuk wadah penimbangan bahan obat setengah padat yang tidak bisa diletakkan pada kertas perkamen dan botol timbang karena lengket.


gelas arloji

 8) Kertas perkamen, digunakan sebagai alas bahan padat yang akan ditimbang dan untuk membungkus obat serbuk/puyer yang telah diracik
kertas perkamen

9) Pinset, Digunakan untuk mengambil bahan atau cawan penguap serta utuk mengambil anak timbangan.


pinset

10) Ayakan, Digunakan untuk menentukan ukuran butiran tertentu sesuai dengan yang diinginkan


ayakan

11) Alat pengisi kapsul, Digunakan untuk mengisi kapsul, bukan mesin.


alat pengisi kapsul

12) Papan pil, Digunakan untuk menggulung, memotong dan membulatkan massa pil


pencetak pil

13) Alat pencetak suppositoria dan ovula digunakan untuk mencetak sediaan suppositoria dan ovula, terbuat dari bahan besi dilapisis nikel


suppositoria dan ovula

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tutorial Aplikasi Kimia ChemDraw bagi Pemula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Contoh Karya Tulis Ilmiah (KTI) Pengenalan Spektrofotometri Pada Mahasiswa Yang Melakukan Praktikum Online di Laboratorium Farmakokimia)